Catatan Kecil Penggugah Emosi.

Setiap orang bisa melakukan apa yang bisa mereka dan inginkan lakukan, setiap pria mempunyai kapaistas masing masing untuk menyenangkan lawan jenisnya. Mulai dari barang barang mewah, kata kata indah, perbuatan yang sangat mengagumkan sampai yang paling sederhana ialah ada di saat yang tepat.

Mungkin saya bukanlah salah satu dari kategori yang saya sebutkan diatas, saya lebih pasif serta pemalu. Mungkin tidak ada keberanian dan suka lari dari kenyataan. Namun saya bukanlah pecundang.

Kita tidak akan disana, anda bagaikan Pluto dan saya ada di Bumi, jauh dari jangkauan dan segalanya tidak akan pernah sama.

Bagaikan lompatan menuju kedewasaan yang saya harus lakukan di Nias. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Sebuah prinsip yang saya akan pegang.

Hanya hidup dan kehidupan yang kita punya, yang harus dijalankan. Bukan tidak mengerti atau menghilang mungkin memang tidak bisa bersama. Bagaikan pungguk merindukan bulan. Bagaikan Mickey menginginkan Daisy. Dan Pocahontas menginginkan Aladin

Kita dari dunia berbeda, mungkin jika kita menginginkan dan meruntuhkan tembok pemidah kita bisa lebih dashyat dari Hirosima Nagasaki. Namun itu hanyalah karangan fiksi.

Bukan menyerah tetapi mengetahui keadaan dimana memang kau bagaikan Sofa, aku bagaikan Bangku Plastik.

Apa yang kau lihat ialah yang kau lihat seutuhnya. Bukan topeng hasil globalisasi dan bukan penipuan hasil termakan omongan orang lain. Seutuhnya saya, dimana yang original akan pergi, namun saya percaya segalanya akan lebih baik.

Saya lebh baik dibenci karena ‘ini diri saya’ daripada dicintai dengan menjadi orang lain.

Ini bukan tulisan curahan hati, namun hanyan buah pemikiran pria pencari wifi, dan yang sedang merasakan Blackberry-nya Drained dan sekilas soal perjuangan menuju kebahagiaan masa muda tanpa uang dan kekayaan.

Burung Nasar dan Pemerintah Kenya

662x

Jika anda berfikir hukum tumpul ke atas dan tajam kebawah hanya di Indonesia, anda salah. Buka mata buka telingga, kita akan menyusuri dataran Afrika dan kita akan berkenalan dengan Kenya. Negara yang seharusnya menjadi negara makmur namun hanya menjadi sebuah ‘tambang kekayaan’ bagi para pemerintah korup yang tidak mempunyai hati nurani dan rasa belas kasihan.

Dimana penghasilan dibawah 1 Dollar US dan itu semua diakibatkan oleh Korupsi sebesar 1 Milliar Dollar mulai dari tahun 2002-2005.

Tidak hanya keuangan Kenya yang digerogoti, akibat persaingan politik pada Pilpres 2007, Kenya harus mengalami peristiwa yang tidak mengenakan  di bulan desember 2008 karena pemilu ulang Presiden Kibaki yang menyebabkan kerusuhan dan mengakibatkan 1.100 orang terbunuh  dan 600.000 orang terpaksa pindah.

Boniface Mwangi, Jurnalis Foto berumur 29 tahun. Berorganisasi dengan Picha Mtaani, dan semua itu didasarkan keinginan untuk untuk Revolusi yang lebih baik untuk Kenya. Mungkin Boniface ialah penganut bahwa ‘Aksi berbicara lebih banyak daripada Kata Kata’.

“We Complain about Corruption, Impunity, Land-Grabbing, but me do nothing about it” kata Boniface.

Korupsi ialah masalah yang merasuki Kenya, maka gerakan pertama yang dilakukan Boniface dan Team ialah melakukan aksi Mural atau secara terkenal kita tau dengan nama Karya Grafitti. Semenjak Illegal-nya tindak demo di Kenya, Boniface dan Team akan melakukan karya Graffiti pertama untuk menyentil para pemerintah.

Aksi dimulai pukul 10.00 di Tembok yang terletak di kota Nairobi. Tembok disana ialah sakii bisu peristiwa dimana para aktivis Kenya melakukan gerakan unik lewat Graffiti yang sangat mengesankan. Burung Nasar digambarkan sebagai kepala pemerintah yang buruk dan membuat kerusakan di negara Kenya dengan perilaku buruknya yang seperti pemakan bangkai.

“Kita melakukan ini dan menjadikan gambar sebagai senjata untuk berbicara kepada Negara dan rakyatnya untuk memperlihatkan kebenaran dan apa yang sebenarnya sedang terjadi’ jelas Bankslave, salah satu Grafitti Artist.

Jam 7 Pagi di waktu setempat banyak orang sudah memulai aktifitas hari itu. Dinding Kota menjadi sasaran utama para pengguna handphone berkamera dan banyak reaksi yang terjadi saat rakyat kenya meihat gambar itu. Reaksi Kaget, Kagum, Sedih, Opurtunis bercamour jadi satu saat mereka melihat dinding itu.

“Ini dilakukan seseorang yang ingin memulai perpecahan di Kenya” kata salah satu warga yang melihat.

“Orang ini berbicara kebenaran, sebuah kebenaran yang polos dan jujur” sambut salah satu warga Kenya.

Seminggu setelah karya mural mereka masuk ke liputan televisi, kepolisian Kenya meminta pertanggung jawaban mereka. Disaat yang sama Boniface mendapat tawaran dalah salah satu kandidat pemilu yang katanya suka dengan karya mereka dan ingin menjadikan karya mural itu sebagai alat kampanye dan diiming imingi uang untuk anak anak dan harta, namun Boniface menolak dan harus di tahan di kantor polisi, meski akhirnya Boniface dilepaskan tanpa dikenai denda sama sekali, karena memang Boniface bukanlah yang menggambar karya Mural itu.

Setelah penentangan karya Mural untuk menjadi alat revolusi, Boniface dan rekannya Elijah Kanyi yang sesama mantan Fotografer melakukan pameran di berupa Photography Exhibition di beberapa kota dan menampilkan foto foto saat terjadi perpecahan pada Pemilu 2007 dan tindak kekerasan di 2008. Banyak sekali respon disana, ada tangisan, kesedihan, emosi, kagum dan amarah yang tak tertahan.

“Para Politisi sedang mengadakan jamuan teh, dimana kita semua saling membunuh satu dengan yang lainnya” kata salah satu warga Kenya yang datang ke eksebisi foto itu.

Tidak hanya usaha untuk Pameran Foto, Boniface dan tim Mural-nya juga melakukan tindakan terakhir yaitu Melakukan Graffiti kembali namun sayang, apa yang mereka lakukan selalu di tutup pemerintah dengan cepat. Sehingga info untuk para rakyat tersendat.

Naivasha Town, 85km dari Nairobi. Disana diadakan eksebisi foto foto Boniface, namun sayang saat sedang berjalannya eksbisi itu mereka di tentang oleh orang yang mengatas namakan pemerinta yang berkata bawah gambar gambar yang dipamerkan sangat sensitif dan mempertanyakan izin untuk melakukan pameran. Mereka memberikan pilihan antara mereka membubarkan pameran atau akan dibubarkan secara paksa, dan Boniface memilih membubarkan sendiri. Lagi lagi apa yang dilakukan Boniface selalu ditekan pemerintah.

Boniface dan Team sudah menyiapkan rencana terbesar mereka ialah demo dengan 49 peti kematian yang mengambarkan setiap tahun kejadian yang telah terjadi yang dilakukan para politisi semenjak kemerdekaan Kenya. Skenario terburuk ialah ditangkap namun Boniface berfikir skenario terbaiknya aialh meletakan peti itu ke gedung parlemen. Namun Boniface ingin menyampaikan bahwa ini adalah tindakan yang positif dan untuk kesejaterahaan rakyat serta sebuah perubahan nyata bukan tindakan kekerasan.

“Selamat tinggal Burung Nasar ! Setan akan mengasuhmu !”. Sebuah anthem ekspresi kebencian para aktifis terhadap pemerintah

Karena emosi rakyat yang membara terhadap pemerintah, gerakan yang damai hampir menjadi gerakan kekerasan, namun Boniface berhasil mengamankan dengan menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan untuk sebuah kekerasan melainkan untuk tujuan perdamaian dan kesejaterahaan rakyat. Mereka mensejajarkan peti di depan gedung parlemen, dan 15 menit kemudia kepolisian mengangkut bersih benda mati saksi perjuangan kebebasan rakyat Kenya.

“Kita tidak boleh kehilangan harapan, karena perubahan tidak terjadi dalam semalam. Mungkin apa yang saya lakukan sekarang akan diselesaikan oleh anak anak saya, dan doa saya ialah semuanya akan terjadi secepatnya bukan selambatnya” tutup Boniface.

 

 

Joshua Gunadhi 2013.

 

Arsenal Football Club Winter Transfer Edition

Arsenal Football Club

monreal_1665301a

Bicarakan Arsenal masa kini bukan Arsenal 10 tahun lalu ketika mereka akan selalu mendapat gelar setiap musim, kami bukan liverpudilan yang menyukai sejarah dan pendukung manshitty yang mencinta segala ke-glamour-an sepakbola. Jangan bilang kalau kami Glory Hunter nyatanya tidak satupun gelar kami dapatkan selama 7 tahun terakhir, memang kami satu satunya The Invicibles namun itu bukan hal yang kami banggakan karena sejarah tinggallah sebuah sejarah, mereka hanya tau masa kini. Arsenal lebih mirip Ajax Amsterdam Inggris yang minus gelar juara.

Arsenal yang kita sekarang bukan Arsenal yang terkenal dengan kebehasilan transfer pemain matang-nya terkecuali Lukas Podolski, Santi Cazorla, Olivier ‘Handsome’ Giroud, Mikel Arteta, dan Per Metesacker, serta Jens Lehmann yang menurut saya ialah transfer terbaik Arsenal dalam dekade terakhir. Namun nama nama diatas di rekrut pada Summer Transfer, ada apa dengan winter transfer ? apakah Arsenal tidak mempunyai sentuhan magis saat bulan januari ? atau memang perasaan saya kalau Januari Transfer bagaikan duri dalam daging ? kecuali Andre Santos yang dibeli summer transfer memang sudah konyol.

Arsenal bukanlah klub yang selalu memasang target juara dan membuat transfer besar namun cukup champions league spot saja sudah lebih dari cukup. Sebenarnya bukan ingin membahas nihil-nya gelar Arsenal selama 7tahun terakhir namun ingin membahas fenomena yang sedang hot di dunia sepakbola yaitu winter transfer. Januari adalah ibarat kesempatan kedua sebuah tim untuk merombak pasukan mereka agar menjadi lebih baik untuk sisa musim itu.

Tidak terkecuali Newcastle yang berhasil memboyong 6 Pemain di bursa Januari ini yang sebenarnya menurut wenger ialah ‘it’s impossible to find a good player in january’ tapi lihat Mathiuw Debuchy, Yoan Gourffan dan Mapou Yanga-Mbiwa dengan harga yang kurang dari 10jt pounds untuk masing masing pemain, dan ya saya juga salah satu The Toon Army (dualisme fanatisme sejak 2003)

Namun mengapa Arsenal yang sedang kritis ini tidak bisa melakukan kejutan untuk transfer ini ? padahal menurut Wenger, dia sudah memegang sekitar 30jt pounds untuk transfer kali ini, setidaknya 3 pemain sudah lebih sari cukup untuk menambal luka lini tengah dan lini belakang yang makin parah. Nama seperti Wesley Sneijder (6jt pounds ke Galatasaray), Yann Mvilla (8jt pound ke Rubin Kazan), Christopher Samba (12jt pound ke QPR) adalah nama yang digosipkan dr lama untuk memperkuat Arsenal.

Mungkin ini hal tabu yang dibicarakan namun semenjak 2002 (tahun dimana saya jatuh cinta kepada Arsenal – dan akan berlanjut sampai saya tua) Arsenal sepertinya tidak punya taji untuk melakukan perekrutan di bulan januari. Mau saya sebutkan siapa saja yang gagal di arsenal setelah Transfer Januari ini ? jangan kaget.

perhatikan nama yang di bold.

  1. 2002 – Guillaume Warmuz dari Lens (Ayo ada yang kenal dia ?)
  2. 2003 – Jose Antonio Reyes dari Sevilla (impact besar menjadi anggota The Invicible, namun 2 musim kemudian apa yang dia lakukan ? Home Sick dan saat itu hancur karirnya)
  3. 2004 – Tidak Ada Transfer
  4. 2005 – Abou Diaby dari Auxurre (cedera, cedera, dan cedera), Emanuelle Adebayor dari AS Monaco (Yah, siap yang lupa dengan selebrasi dia yang lari dari ujung ke ujung untuk mencemooh fans Arsenal di Etihad Stadium), Theo Walcott dari Southampton (PENGECUALIAN tapi tetap Overrated)
  5. 2006 – Tidak Ada Transfer
  6. 2007 – Tidak Ada Transfer
  7. 2008 – Andrey Arshavin dari Zenit (4 Goals di Anfield ? dan sekarang ? masuk starting eleven saja jarang bahkan masuk list player yang dibawa saja tidak. Apakah sang Baby Face Assasin kehilangan taji karena di transfer bulan Januari ? Ki Joko Bodo yang bisa menjawabnya)
  8. 2009 – Samuel Galindo dari Real American (aduh, siapa si Gooners yang mengenal pemain ini selain melihat fotonya di list squad reserve yang wajahnya mirip orang Indonesia ?), Sol Campbell is call back from retirement untuk membantu Arsenal.
  9. 2010 – Ryo Miyachi dari Chukyodai Chukyo High School (Salah satu Wonder Kid yang digadang akan menjadi The Next Big Thing), Wellington dari Fluminesse (ah, saya tidak tau dimana dia setelah hanya dipinjamkan dan terus dipinjamkan sampai mungkin hak milik sang peminjam), Jens Lehmann is call back from retirement untuk membantu Arsenal yang habis stok kiper setelah Sczezny (ah! Nama yang sulit) harus retak jari menahan tendangan Dani Alves, Don Vito yang cedera, Fabianski yang lebih suka bercinta dengan meja treatment dan melakukan blunder, dan menyisakan Arsenal seorang Manuel Almunia, kiper yang sudah lupa bagaimana menangkap bola.
  10. 2011 – Thomas Eisfeld dari Borrusia Dortmund (the next Mario Gotze, apakah benar atau tidak namun pemain ini punya prospek cerah di Arsenal setalh menontonnya di Pra Musim kemarin)
  11. 2012 – sekarang : Nacho Monreal (dikatakan salah satu bek kiri terbaik di spanyol, jelas ini menunjukan bagaimana kepercayaan Wenger telah habis untuk diri Andre Santos yang selalu Open Mic (istilah untuk standup comedian) si lapangan)

Kesuksesan Arsenal di Winter Transfer tidak mencapai angka 30persen.

David+Villa (1)

Melihat penjabaran saya diatas apa yang anda pikirkan ? Lupakan soal Transfer David Villa, Demba Ba, Edinson Cavani dan nama nama besar di januari, karena menurut saya Arsenal bukan tim superior dalam hal transfer pemain untuk satu dekade terakhir ini, jangan salahkan hutang atau pengeluaran uang soal stadion. Saya jujur, lebih baik kita terus bermain sempit”an di Highbury daripada Emirates yang megah namun tidak ada taring di bursa transfer dan taring dalam mendapatkan gelar, mungkin saja feng-shui Emirates tidak sebaik Highbury. Hanya Suhu Yo yang bisa berpendapat.

Kegagalan transfer menghantui Arsenal setiap musim, Arsenal hanya akan melakukan revolusioner transfer saat mereka kehilangan ‘Tuhan’ mereka (ya Robin Van Persie) dan setelah dibantai telak (8-2 dari Man Unted) yang membuka mata akan perubahaan squad. Jika kita hanya kalah tipis dan belum juara itu masih belum menjadi masalah urgent bagi Wenger (lihat musim saat kehilangan Nasri, Ade, dan Musim ini lebih nyatanya). Lagi pula saya merasa tangan magis Wenger dalam transfer sudah mulai hilang kekuatannya, jangan bahas soal Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Freddie Ljunberg dan Robert Pires atau mungkin Marc Overmars, tanyakan kepada Park Chou Young dan Andre Santos saja. Kita sekarang di era Arsenal ‘Fly Emirates’ bukan era ‘Dreamcast’, ‘JVC’ atau ‘O2’.

Ingat, jangan pelajari sejarah klub kesayangan, memang bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai sejarah,namun klub besar ialah klub yang punya sejarah dan masa sekarang yang besar pula untk diingat.

Kita Gooners bukan Liverpudilan

by the way, saya bukan pendukung klub lain, saya Gooners sejak 2001 dan akan terus menjadi gooners sampai tua, dan men’dewa’kan Dennis Bergkamp, Tony Adams, Emanuelle Petit, Lee Dixon, Mad Jens, Freddie Ljunberg, Tomas Rosicky, Santi Cazorla, Olivier ‘handsome’ Giroud dan Jack Wilshere.